Rabu, 17 Maret 2010
PPS akan pentaskan Solo Opera Van Java
By mufid on 12 Maret 2010
Solo (Espos)–Untuk menggandeng generasi muda agar lebih mencintai budayanya, Paguyuban Putra Putri Solo (PPS) akan bermain ketoprak, Minggu (14/3), pukul 19.00 WIB-selesai, di GWO Sriwedari, Solo. Acara bertitel Solo Opera Van Java itu akan mengangkat lakon Gagak Sala.
“Lakon Gagak Sala disutradarai Pak Diwasa (pemain GMO Sriwedari Solo). Beberapa waktu belakangan ini, kami sudah giat berlatih,” papar Ketua Paguyuban PPS, Ahmad Suryadi dalam jumpa persnya, Jumat (12/3), di Omah Kopi, Solo.
Pergelaran ketoprak tersebut akan menampilkan seniman Yati Pesek sebagai bintang tamu. Pemilihan judul Solo Opera Van Java yang mirip dengan sebuah judul program di televisi dipilih semata untuk menarik minat para penonton.
“Acara ini memang dikemas agar anak-anak muda bisa tertarik untuk menonton ketoprak. Kalau bentuk pertunjukannya sendiri asli pergelaran ketoprak bukan seperti yang ada di televisi,” terang Ahmad.
Dalam pementasan tersebut, anggota PPS akan bermain bersama dengan seniman-seniman dari Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari. Sementara itu, mereka juga menggandeng Elfa’s Music School untuk mewarnai alunan musik dalam pertunjukan.
Pentas ketoprak yang mengisahkan sejarah pemberontakan pada kepemimpinan PB II tersebut, akan dirangkai dengan berbagai kegiatan menarik lainnya. Seperti halnya pada Minggu sore, sebelum acara dimulai, akan digelar Gagak Sala Food Festival yang berisi food bazar dan pertunjukan live music dari beberapa band pelajar di Solo.
Adapun hasil penjualan tiket, lanjut Ahmad, akan disumbangkan pada Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC). Untuk harga tiket mulai dari Rp 75.000, Rp 50.000, Rp 20.000, dan termurah Rp 10.000.
hkt
By : Solo Pos edisi 12 Maret 2010
Edisi : Senin, 15 Maret 2010 , Hal.12
Pentas Opera Van Java
Upaya tarik minat generasi muda
Penampilan Putra Solo 2009, Suryo Wahyu Raharjo masih terlihat kaku kala beradu akting dengan pemain wayang orang Sriwedari, Dwi Purwanto, di pergelaran ketoprak Solo Opera Van Java, Minggu (14/3), di GWO Sriwedari.
Wahyu yang calon dokter itu, jelas kalah jam terbang dengan Dwi Purwanto yang hari-harinya menjadi pemain wayang orang. Namun, usaha Suryo untuk memerankan tokoh Pangeran Yuwono dalam lakon Gagak Sala bersama dengan puluhan anggota Paguyuban Putra Putri Solo lainnya patut mendapat pujian.
Pergelaran ketoprak yang dimulai dengan persembahan musik dari Elfa’s Music School dan Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) Solo menarik hati ratusan warga Solo. Bangku penonton GWO Sriwedari yang biasanya kosong melompong, kali ini hampir terisi penuh. Dan yang cukup membanggakan, sebagian dari mereka adalah anak muda.
Ya, Solo Opera Van Java memang dikemas Paguyuban Putra Putri Solo untuk merangkul generasi muda agar bersedia memperhatikan kebudayaan Jawa. Pemilihan cerita yang disutradarai pemain GWO Sriwedari, Diwasa itupun menyinggung tentang kesetiaan anak muda, Pangeran Yuwono dalam memegang ajaran leluhurnya meski pernah hidup di lingkup kehidupan modern.
Lakon ini dimulai dari rasa ketidaksukaan Patih Pringgalaya (Damar Aryo) terhadap Pangeran Yuwono. Putra PB II sekaligus adik dari Pangeran Yuntarso (Nyoman Gede) ini tidak disukai karena merasa seorang pangeran dari tanah Jawa tidak elok bersekolah ke Belanda yang notabene negara penjajah. Tapi pada akhirnya, pemberontakan yang dipimpin Pringgalaya berhasil dituntaskan kelompok prajurit Pangeran Yuntarso berjuluk Gagak Sala.
Lakon yang dibumbui kisah asmara antara Pangeran Yuwono dengan seorang ledek asal Desa Krisak bernama Sulastri (Oktavia Ninditasari) tersebut didukung sejumlah seniman dan budayawan. Salah satunya yang menjadi bintang tamu adalah Yati Pesek. Perempuan berusia 59 tahun itu berperan sebagai Nyai Demang Krisak di babak kedelapan.
“Saya setuju sekali dengan acara seperti ini karena bisa mengajak generasi penerus untuk mencintai atau setidaknya mengenal budayanya.” - Oleh : Hanifah Kusumastuti
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar