PERAN PUTRA-PUTRI SOLO SEBAGAI DUTA WISATA
DALAM PENCITRAAN KOTA SOLO [1]
Oleh Arif Maulana [2]
DALAM PENCITRAAN KOTA SOLO [1]
Oleh Arif Maulana [2]
Kota Solo terus menapakkan langkah untuk mewujudkan visi Kota yaitu terwujudnya.Kota Solo sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata, dan olah raga. Salah satu langkah besar akan ditapakkan Kota berjuluk The Spirit Of Java ini dalam waktu dekat.
Beberapa hari lagi perhelatan besar penyelenggaraan World Heritage City Conference and Expo di Kota Solo akan berlangsung tepatnya tanggal 25-28 Oktober 2008. Kesiapan seluruh komponen masyarakat Kota Solo melalui sinergi seluruh lini baik masyarakat, Pengusaha, Seniman, Budayawan, pemerintah Kota, Media, Perguruan Tinggi untuk memberikan support bagi pelaksanaan event ini dibutuhkan untuk mensukseskan debut peyelenggaraan WHCCE 2008 di Kota Solo, tentunya dengan keterlibatan dan sinergi seluruh komponen masyarakat diataslah manfaat besar penyelenggaraan WHCCE dapat dirasakan bersama.
Dalam konteks pencitraan dan promosi Kota, Solo memiliki pemuda-pemudi yang tergabung dalam Putra –Putri Solo sebagai duta wisata Kota, dimana mereka dipilih melalui ajang pemilihan yang diadakan dalam kurun waktu satu tahun sekali oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Seringkali masyarakat mempertanyakan apa fungsi dan peranan dari putra-putri Solo bagi Kota Solo? Berbagai pendapat menyeruak di kalangan masyarakat baik yang sifatnya positif dan negatif tentang keberadaan mereka. Tentunya tidaklah salah ketika masyarakat menyampaikan opininya terkait dengan Putra-Putri Solo karena memang pemuda-pemudi yang tergabung didalamnya membawa nama Solo dibarisan kata setelah putra – putri sebagai representasi dari Kota ini. Harapannya pun masukan yang diperoleh tersebut tentunya dapat bermanfaat untuk kemajuan dari Putra-Putri Solo khususnya dan pengembangan Pariwisata dan Budaya Kota Solo itu sendiri.
Namun memang kadangkala terdapat masukan yang tidak tepat sasaran yang disampaikan kepada Putra-Putri Solo karena mungkin belum jelasnya pemahaman mengenai fungsi dan peranan yang dimiliki putra-putri Solo itu sendiri dimasyarakat. Seperti halnya yang terjadi beberapa hari setelah pelaksanaan pemilihan putra-putri Solo 2008, yang mana seorang pengusaha didalam harian Solo Pos mengungkapkan bahwa Putra-Putri Solo belum dapat memberikan manfaat signifikan bagi peningkatan investasi Kota Solo. Menurut pendapat saya, masukan demikian yang sekiranya tidak tepat apabila dikaitkan dengan domain tugas dari Putra-Putri Solo.
Untuk itulah dalam forum ilmiah yang berbahagia ini akan coba kami paparkan sedikit banyak mengenai gambaran dari keberadaan Putra-Putri Solo sehingga nantinya sekaligus dapat menjawab rumusan masalah yang diajukan panitia kepada kami yaitu mengenai fungsi dan peranan Duta pariwisata dalam pencitraan Kota Solo bagi Wisatawan.
Putra –Putri Solo sebagai Duta wisata
Putra-Putri Solo dipilih untuk menjadi Duta wisata bagi Kota Solo yang diharapkan dapat mewakili Kota Solo dalam upaya mempromosikan potensi dan aset wisata kota. Diharapkan yang terpilih menjadi Duta wisata adalah sosok duta wisata yang kreatif, inovatif, percaya diri, berpengalaman, berjati diri dan ditunjang oleh penampilan yang simpatik yang kemudian diarahkan untuk dapat menggapai visi terwujudnya Putra-Putri Solo sebagai generasi yang berkualitas, santun, dan berdedikasi untuk melestarikan budaya jawa serta dapat berperan aktif dalam mempromosikan kepariwisataan Kota Solo dengan misi yang diemban yaitu menjadi cermin, citra dan figur bagi generasi muda Solo, mempresentasikan diri sebagai citra positif Kota Solo, dan menjadi figur yang dapat berperan dalam mempromosikan kekayaan seni, budaya dan pariwisata Kota Solo.
Adanya visi dan misi tersebut muaranya mengarah kepada tujuan untuk mewujudkan generasi muda Kota Solo yang berwawasan maju, cakap berkomunikasi, berkepribadian menarik , memahami jatidiri Kota Solo serta menjunjung tinggi etika yang termanifestasikan dalam tindakan dan perilaku sebagai orang jawa, menghasilkan duta wisata, seni dan budaya yang mampu memberikan kontribusi nyata dan mempromosikan Kota Solo yang modern dan bertradisi kuat serta memiliki kepedulian dan bersedia berperan serta dalam setiap aktivitas yang bertujuan untuk kemajuan Kota Solo.
Berdasarkan visi misi dan tujuan keberadaan kota Solo peran yang dimiliki Duta wisata dalam hal ini Putra-Putri Solo adalah:
Menjadi figur atau cerminan dari pemuda-pemudi yang dimiliki Kota Solo
Harapannya Sosok pemuda dan pemudi yang dimiliki Kota Solo adalah seperti visi misi Putra-Putri Solo, bukan sosok pemuda bar-bar yang dipertontonkan oleh sahabat kita di YAI dan UKI Jakarta dan saya pikir, untuk saat ini kami adalah sebagian saja dari pemuda di Solo yang ditahun 2008 menjadi representasi dari kawan-kawan pemuda di Kota ini. Dan sangat dimungkinkan ditahun-tahun berikutnya figur-figur hebat pemuda Solo yang lain, seperti kawan-kawan sekalian yang akan menggantikan kami di posisi representasi Putra Putri Solo. Bagi pencitraan Kota Solo sebagai Kota Budaya, keberadaan figur-figur pemuda seperti diataslah yang diharapkan ada dan mampu menjadi wajah riil warga Kota Solo dimata para wisatawan baik lokal maupun internasional.
Dalam sebuah kesempatan, pernah kawan-kawan dari Putra-Putri Solo berbincang dengan turis asing yang berkunjung di Gedung Wayang Orang, mereka menyampaikan bahwa ketertarikan berkunjung ke Solo adalah keramahtamahan (sopan santun) dan budaya senyum yang dimiliki warga Kota Bengawan ini. Inilah lifestyle citra positif generasi muda Kota Solo yang nanti dapat menjadi penerus magnet kunjungan wisata di Kota Solo.
Menjadi figur pemuda yang cinta dan mau melestarikan budaya
Kita semua adalah generasi muda penerus warisan leluhur, pemegang warisan sejarah, budaya Jawa yang adilihung yang dimiliki Kota ini. Pencitraan yang betul-betul diharapkan merembas ke jiwa pemuda Kota Solo sebagai generasi yang bangga dengan keberadaaanya sebagai pewaris peradaban, yang betul-betul mencintai dan melestarikan warisan pendahulunya meskipun tantangan global, serbuan masuknya budaya asing yang terus menerjang. Konkritnya: kita diharapkan tetap memiliki tata krama, terampil berbahasa jawa, berbusana jawa, mau berbusana batik, terampil memainkan alat gamelan dan lain sebagainya.
Dengan demikian warisan sejarah budaya yang dimiliki Kota ini terus terjaga. Sehingga pemahamannya tidak hanya dalam konteks untuk peningkatan kunjungan wisatawan an sich namun juga guna pelestarian warisan budaya. Dalam fungsi itulah harapannya Putra-Putri Solo sebagai Duta Wisata mampu mewujudkannya, sebagai figur contoh yang kemudian dapat diterapkan oleh Putra-Putri Solo di Kota ini ( sejatinya semua pemuda di Solo adalah Putra-Putri Solo itu sendiri).
Menjadi Figur yang aktif mempromosikan potensi budaya dan Pariwisata Kota Solo
Menjadi sosok pemuda yang aktif untuk mempromosikan Kota Solo kepada khalayak. Tentunya dengan bekal pengetahuan dan wawasan kita mengenai budaya dan pariwisata Kota Solo, kita dapat perkenalkan nilai lebih Kota ini kepada masyarakat luas. Khususnya kepada wisatawan maupun calon wisatawan yang belum mengenal Kota Solo ini. Tidak hanya kami saja yang saat ini bertugas , namun juga kawan-kawan semuanya Putra-Putri Solo sejati.
Problematika Putra-Putri Solo
Memang selama ini ada benarnya apa yang disampaikan oleh masyarakat apabila PPS belum memiliki peran signifikan dalam pengembangan budaya dan pariwisata, mengapa hal ini kami sampaikan, ada beberapa hal yang menjadi catatan dan perhatian:
Harapan masyarakat melebihi kemampuan yang dimiliki PPS, seolah-olah PPS memiliki posisi tawar tinggi dan menentukan., padahal Putra-Putri Solo tidak memiliki ( belum) kedudukan sekuat yang diharapkan masyarakat untuk melaksanakan fungsi stakeholder (pengambil kebijakan).
ada beberapa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut diantaranya:
1. Kedudukan Putra-Putri Solo di Kota Surakarta
Dengan memahami kedudukan dan fungsi dari PPS akan diketahui bagaimana sejatinya ruang lingkup Putra-Putri Solo ini. Putra-Putri Solo merupakan aset pemerintah Kota Surakarta yang berada dibawah pengelolaan Dinas Pariwisata Kota Surakarta. Bagi PPS selain pemegang amanah juara / pemenang masuk kedalam wadah Paguyuban Putra-Putri Solo.Bagi pemenang terdapat ikatan penugasan selama satu tahun semenjak terpilih untuk menjalankan berbagai agenda yang ada di Pemerintah Kota dibawah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya.
2. Ruang gerak dan Pengelolaan Putra-Putri Solo
Apa yang dilaksanakan oleh PPS terpilih (para pemenang pemilihan) adalah sesuai dengan apa yang diprogramkan oleh Dinas Pariwisata yang itu merupakan bagian dari program pemerintah Kota Surakarta. Misal: Tugas untuk mengikuti pemilihan duta wisata Kota lain, Ekspo maupun promosi Budaya dan Pariwisata di Kota-Kota lain, Mendampingi tamu Pemerintahan yang berkunjung di Kota Solo, mensukseskan program Pemkot seperti World Heritage City Conference (WHCCE) , Solo International Etnic Music (SIEM) dll.
Adapun keleluasaan untuk menyelenggarakan event ataupun kegiatan diluar penugasan terletak di Paguyuban Putra-Putri Solo dimana anggotanya adalah PPS yang telah purna tugas atau PPS semifinalis maupun finalis. Namun memang masih dibawah pengawasan Dinas Pariwisata. Untuk pendanaan sampai saat ini masih mencari pendanaan secara mandiri Karena belum ada alokasi khusus untuk Paguyuban ini.
3. Sumber Daya Manusia
Pengetahuan tentang Pariwisata dan Budaya
Meskipun memang ada yang sejak awal sudah memiliki kemampuan yang baik dalam hal pengetahuan pariwisata dan budaya, jangan kemudian dinilai bahwa kita pemuda-pemudi yang menjadi Putra-Putri Solo awalnya kesemuanya sudah memiliki kemampuan untuk berbahasa jawa dengan baik , ketrampilan memainkan gamelan dengan prigel, merdu melantunkan tembang, pandai menari, berbusana jawa atau mengenakan batik dalam keseharian kita. Sama halnya mungkin dengan kawan-kawan semuanya yang mungkin hanya bisa berbahasa jawa secara lumayan saja ,masih malu-malu mengenakan batik karena tidak mencerminkan anak gaul dan tidak fasionable/tua dsb, atau dilain kasus sudah lupa bagaimana harus menjalankan tatakrama jawa dalam kehidupan kita sehari-hari.Tetapi memang kawan-kawan yang masuk PPS sudah memperoleh akses kesempatan berlatih untuk turut nguri-nguri budaya dan memahami pengetahuan mengenai pariwisata Kota Solo dengan belajar menjadi subyek dengan pembekalan dan pelatihan yang diberikan dalam pemilihan dilaksanakan,dan keberlanjutanya melalui program paguyuban.
Kemampuan SDM dalam pengelolaan Paguyuban
Masih terdapat berbagai kendala khususnya keaparatan, pendanaan, fasilitas/sarana prasana karena. Berbagai latar belakang kesibukan pendidikan dari para PPS, adanya pendanaan yang fokus peruntukannya guna peningkatan budaya dan pariwisata, juga menjadi kendala tersendiri terhadap pengembangan wadah ini.
Beberapa hari lagi perhelatan besar penyelenggaraan World Heritage City Conference and Expo di Kota Solo akan berlangsung tepatnya tanggal 25-28 Oktober 2008. Kesiapan seluruh komponen masyarakat Kota Solo melalui sinergi seluruh lini baik masyarakat, Pengusaha, Seniman, Budayawan, pemerintah Kota, Media, Perguruan Tinggi untuk memberikan support bagi pelaksanaan event ini dibutuhkan untuk mensukseskan debut peyelenggaraan WHCCE 2008 di Kota Solo, tentunya dengan keterlibatan dan sinergi seluruh komponen masyarakat diataslah manfaat besar penyelenggaraan WHCCE dapat dirasakan bersama.
Dalam konteks pencitraan dan promosi Kota, Solo memiliki pemuda-pemudi yang tergabung dalam Putra –Putri Solo sebagai duta wisata Kota, dimana mereka dipilih melalui ajang pemilihan yang diadakan dalam kurun waktu satu tahun sekali oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Seringkali masyarakat mempertanyakan apa fungsi dan peranan dari putra-putri Solo bagi Kota Solo? Berbagai pendapat menyeruak di kalangan masyarakat baik yang sifatnya positif dan negatif tentang keberadaan mereka. Tentunya tidaklah salah ketika masyarakat menyampaikan opininya terkait dengan Putra-Putri Solo karena memang pemuda-pemudi yang tergabung didalamnya membawa nama Solo dibarisan kata setelah putra – putri sebagai representasi dari Kota ini. Harapannya pun masukan yang diperoleh tersebut tentunya dapat bermanfaat untuk kemajuan dari Putra-Putri Solo khususnya dan pengembangan Pariwisata dan Budaya Kota Solo itu sendiri.
Namun memang kadangkala terdapat masukan yang tidak tepat sasaran yang disampaikan kepada Putra-Putri Solo karena mungkin belum jelasnya pemahaman mengenai fungsi dan peranan yang dimiliki putra-putri Solo itu sendiri dimasyarakat. Seperti halnya yang terjadi beberapa hari setelah pelaksanaan pemilihan putra-putri Solo 2008, yang mana seorang pengusaha didalam harian Solo Pos mengungkapkan bahwa Putra-Putri Solo belum dapat memberikan manfaat signifikan bagi peningkatan investasi Kota Solo. Menurut pendapat saya, masukan demikian yang sekiranya tidak tepat apabila dikaitkan dengan domain tugas dari Putra-Putri Solo.
Untuk itulah dalam forum ilmiah yang berbahagia ini akan coba kami paparkan sedikit banyak mengenai gambaran dari keberadaan Putra-Putri Solo sehingga nantinya sekaligus dapat menjawab rumusan masalah yang diajukan panitia kepada kami yaitu mengenai fungsi dan peranan Duta pariwisata dalam pencitraan Kota Solo bagi Wisatawan.
Putra –Putri Solo sebagai Duta wisata
Putra-Putri Solo dipilih untuk menjadi Duta wisata bagi Kota Solo yang diharapkan dapat mewakili Kota Solo dalam upaya mempromosikan potensi dan aset wisata kota. Diharapkan yang terpilih menjadi Duta wisata adalah sosok duta wisata yang kreatif, inovatif, percaya diri, berpengalaman, berjati diri dan ditunjang oleh penampilan yang simpatik yang kemudian diarahkan untuk dapat menggapai visi terwujudnya Putra-Putri Solo sebagai generasi yang berkualitas, santun, dan berdedikasi untuk melestarikan budaya jawa serta dapat berperan aktif dalam mempromosikan kepariwisataan Kota Solo dengan misi yang diemban yaitu menjadi cermin, citra dan figur bagi generasi muda Solo, mempresentasikan diri sebagai citra positif Kota Solo, dan menjadi figur yang dapat berperan dalam mempromosikan kekayaan seni, budaya dan pariwisata Kota Solo.
Adanya visi dan misi tersebut muaranya mengarah kepada tujuan untuk mewujudkan generasi muda Kota Solo yang berwawasan maju, cakap berkomunikasi, berkepribadian menarik , memahami jatidiri Kota Solo serta menjunjung tinggi etika yang termanifestasikan dalam tindakan dan perilaku sebagai orang jawa, menghasilkan duta wisata, seni dan budaya yang mampu memberikan kontribusi nyata dan mempromosikan Kota Solo yang modern dan bertradisi kuat serta memiliki kepedulian dan bersedia berperan serta dalam setiap aktivitas yang bertujuan untuk kemajuan Kota Solo.
Berdasarkan visi misi dan tujuan keberadaan kota Solo peran yang dimiliki Duta wisata dalam hal ini Putra-Putri Solo adalah:
Menjadi figur atau cerminan dari pemuda-pemudi yang dimiliki Kota Solo
Harapannya Sosok pemuda dan pemudi yang dimiliki Kota Solo adalah seperti visi misi Putra-Putri Solo, bukan sosok pemuda bar-bar yang dipertontonkan oleh sahabat kita di YAI dan UKI Jakarta dan saya pikir, untuk saat ini kami adalah sebagian saja dari pemuda di Solo yang ditahun 2008 menjadi representasi dari kawan-kawan pemuda di Kota ini. Dan sangat dimungkinkan ditahun-tahun berikutnya figur-figur hebat pemuda Solo yang lain, seperti kawan-kawan sekalian yang akan menggantikan kami di posisi representasi Putra Putri Solo. Bagi pencitraan Kota Solo sebagai Kota Budaya, keberadaan figur-figur pemuda seperti diataslah yang diharapkan ada dan mampu menjadi wajah riil warga Kota Solo dimata para wisatawan baik lokal maupun internasional.
Dalam sebuah kesempatan, pernah kawan-kawan dari Putra-Putri Solo berbincang dengan turis asing yang berkunjung di Gedung Wayang Orang, mereka menyampaikan bahwa ketertarikan berkunjung ke Solo adalah keramahtamahan (sopan santun) dan budaya senyum yang dimiliki warga Kota Bengawan ini. Inilah lifestyle citra positif generasi muda Kota Solo yang nanti dapat menjadi penerus magnet kunjungan wisata di Kota Solo.
Menjadi figur pemuda yang cinta dan mau melestarikan budaya
Kita semua adalah generasi muda penerus warisan leluhur, pemegang warisan sejarah, budaya Jawa yang adilihung yang dimiliki Kota ini. Pencitraan yang betul-betul diharapkan merembas ke jiwa pemuda Kota Solo sebagai generasi yang bangga dengan keberadaaanya sebagai pewaris peradaban, yang betul-betul mencintai dan melestarikan warisan pendahulunya meskipun tantangan global, serbuan masuknya budaya asing yang terus menerjang. Konkritnya: kita diharapkan tetap memiliki tata krama, terampil berbahasa jawa, berbusana jawa, mau berbusana batik, terampil memainkan alat gamelan dan lain sebagainya.
Dengan demikian warisan sejarah budaya yang dimiliki Kota ini terus terjaga. Sehingga pemahamannya tidak hanya dalam konteks untuk peningkatan kunjungan wisatawan an sich namun juga guna pelestarian warisan budaya. Dalam fungsi itulah harapannya Putra-Putri Solo sebagai Duta Wisata mampu mewujudkannya, sebagai figur contoh yang kemudian dapat diterapkan oleh Putra-Putri Solo di Kota ini ( sejatinya semua pemuda di Solo adalah Putra-Putri Solo itu sendiri).
Menjadi Figur yang aktif mempromosikan potensi budaya dan Pariwisata Kota Solo
Menjadi sosok pemuda yang aktif untuk mempromosikan Kota Solo kepada khalayak. Tentunya dengan bekal pengetahuan dan wawasan kita mengenai budaya dan pariwisata Kota Solo, kita dapat perkenalkan nilai lebih Kota ini kepada masyarakat luas. Khususnya kepada wisatawan maupun calon wisatawan yang belum mengenal Kota Solo ini. Tidak hanya kami saja yang saat ini bertugas , namun juga kawan-kawan semuanya Putra-Putri Solo sejati.
Problematika Putra-Putri Solo
Memang selama ini ada benarnya apa yang disampaikan oleh masyarakat apabila PPS belum memiliki peran signifikan dalam pengembangan budaya dan pariwisata, mengapa hal ini kami sampaikan, ada beberapa hal yang menjadi catatan dan perhatian:
Harapan masyarakat melebihi kemampuan yang dimiliki PPS, seolah-olah PPS memiliki posisi tawar tinggi dan menentukan., padahal Putra-Putri Solo tidak memiliki ( belum) kedudukan sekuat yang diharapkan masyarakat untuk melaksanakan fungsi stakeholder (pengambil kebijakan).
ada beberapa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut diantaranya:
1. Kedudukan Putra-Putri Solo di Kota Surakarta
Dengan memahami kedudukan dan fungsi dari PPS akan diketahui bagaimana sejatinya ruang lingkup Putra-Putri Solo ini. Putra-Putri Solo merupakan aset pemerintah Kota Surakarta yang berada dibawah pengelolaan Dinas Pariwisata Kota Surakarta. Bagi PPS selain pemegang amanah juara / pemenang masuk kedalam wadah Paguyuban Putra-Putri Solo.Bagi pemenang terdapat ikatan penugasan selama satu tahun semenjak terpilih untuk menjalankan berbagai agenda yang ada di Pemerintah Kota dibawah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya.
2. Ruang gerak dan Pengelolaan Putra-Putri Solo
Apa yang dilaksanakan oleh PPS terpilih (para pemenang pemilihan) adalah sesuai dengan apa yang diprogramkan oleh Dinas Pariwisata yang itu merupakan bagian dari program pemerintah Kota Surakarta. Misal: Tugas untuk mengikuti pemilihan duta wisata Kota lain, Ekspo maupun promosi Budaya dan Pariwisata di Kota-Kota lain, Mendampingi tamu Pemerintahan yang berkunjung di Kota Solo, mensukseskan program Pemkot seperti World Heritage City Conference (WHCCE) , Solo International Etnic Music (SIEM) dll.
Adapun keleluasaan untuk menyelenggarakan event ataupun kegiatan diluar penugasan terletak di Paguyuban Putra-Putri Solo dimana anggotanya adalah PPS yang telah purna tugas atau PPS semifinalis maupun finalis. Namun memang masih dibawah pengawasan Dinas Pariwisata. Untuk pendanaan sampai saat ini masih mencari pendanaan secara mandiri Karena belum ada alokasi khusus untuk Paguyuban ini.
3. Sumber Daya Manusia
Pengetahuan tentang Pariwisata dan Budaya
Meskipun memang ada yang sejak awal sudah memiliki kemampuan yang baik dalam hal pengetahuan pariwisata dan budaya, jangan kemudian dinilai bahwa kita pemuda-pemudi yang menjadi Putra-Putri Solo awalnya kesemuanya sudah memiliki kemampuan untuk berbahasa jawa dengan baik , ketrampilan memainkan gamelan dengan prigel, merdu melantunkan tembang, pandai menari, berbusana jawa atau mengenakan batik dalam keseharian kita. Sama halnya mungkin dengan kawan-kawan semuanya yang mungkin hanya bisa berbahasa jawa secara lumayan saja ,masih malu-malu mengenakan batik karena tidak mencerminkan anak gaul dan tidak fasionable/tua dsb, atau dilain kasus sudah lupa bagaimana harus menjalankan tatakrama jawa dalam kehidupan kita sehari-hari.Tetapi memang kawan-kawan yang masuk PPS sudah memperoleh akses kesempatan berlatih untuk turut nguri-nguri budaya dan memahami pengetahuan mengenai pariwisata Kota Solo dengan belajar menjadi subyek dengan pembekalan dan pelatihan yang diberikan dalam pemilihan dilaksanakan,dan keberlanjutanya melalui program paguyuban.
Kemampuan SDM dalam pengelolaan Paguyuban
Masih terdapat berbagai kendala khususnya keaparatan, pendanaan, fasilitas/sarana prasana karena. Berbagai latar belakang kesibukan pendidikan dari para PPS, adanya pendanaan yang fokus peruntukannya guna peningkatan budaya dan pariwisata, juga menjadi kendala tersendiri terhadap pengembangan wadah ini.
---------------------MATUR NUWUN-------------
1 Papper ini disampaikan dalam Seminar Akademis,”Solo The World Heritage Cities, Strategi Komunikasi Global dalam Pencitraan Kota Solo”, di UPT Perpustakaan UNS, Senin,20 Oktober 2008.2 Putra Solo 2008, Saat ini masih kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Semeseter tujuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar